Sunday, May 1, 2016

Gemuruh Buruh



Terkadang malaikat tak memiliki sayap di kanan kiri pundaknya
Sayapnya berkarat setelah turun temurun memikul beban yang demikian berat
Terkadang malaikat tak memiliki lingkaran cahaya di atas kepalanya
Lingkaran cahayanya pudar setelah turun temurun mengenakan helm keamanan yang bahkan tak memenuhi standar

Ya, kita lebih beruntung terlahir sebagai masyarakat kelas menengah
Yang dapat mengenyam bangku sekolah, lalu lanjut ke mimbar kuliah
Tak lupa bermain dan bertamasya di sela-selanya
Memperoleh gelar, bekerja dan berkeluarga
Lalu melahirkan anak yang nantinya hidup dengan fase-fase yang serupa
Abaikah kita bahwa ada yang kehidupannya berbeda?
Ada yang kurang beruntung terlahir sebagai masyarakat kelas bawah
Yang pergaulannya tidak ramah dan lingkungannya penuh sampah
Setiap hari memproduksi peluh untuk ditukar rupiah
Membangun keluarga kecil dengan susah payah
Lalu melahirkan anak yang nantinya hidup dengan fase-fase yang serupa

Sistem adalah lingkaran setan
Kemapanan dan ketertindasan
Adalah roda yang berputar bagi kecil sebagian
Juga sekaligus koin yang bertolak belakang bagi hampir keseluruhan

Ini semua bukan perkara siapa bekerja lebih keras dari siapa
Ini perkara masing-masing orang berjuang dengan cara yang berbeda
Dengan sumber daya yang tak rata
Dengan intensitas yang tak senada
Dengan hasil yang berbagai rupa
Padahal satu hari bagi kita semua adalah dua puluh empat jam yang sama

Maka ketika kita berbangga dan berkata "Semua ini adalah hasil kerja kerasku sendiri",
Tak sadarkah kita bahwa itu tak lain berkah campur tangan keberuntungan bernama sistem yang telah mapan?
Tegakah kita mendiskreditkan sebuah perjuangan hanya karena hasilnya secara materi lebih rendah dari apa yang kita sebut pencapaian?
Ingatlah bahwa berjuang untuk hidup adalah setinggi-tingginya perjuangan

Satu Mei
Hari ini
Jutaan tubuh meluap di jalanan
Peluh membanjir di daratan
Tangan terkepal bukti kegigihan
Kaki menghentak mengharap kesadaran
Semangat berkobar dalam diri mereka yang merapatkan barisan
Harapan terpercik dalam mars yang mereka lantang teriakkan
Maka janganlah kita kesal
Jangan pula kita menuduh mereka hilang akal
Tindakan mereka sama sekali tak dangkal
Mereka bukan hendak meminta hak-hak kita dengan beringas
Mereka hanya hendak merebut hak-hak mereka yang tanpa sadar telah kita rampas

Semoga momentum ini dapat menumbuhkan kesadaran
Bahwa kemapanan suatu pihak selayaknya tak lantas jadi justifikasi atas ketertindasan pihak lainnya

(Ditulis oleh seorang anggota kelas menengah di memo telepon genggam di dalam kamar yang nyaman di sela-sela mengerjakan esai Komunikasi dan Filsafat guna memperoleh gelar sarjana tepat pada waktunya, sebagai penghormatan setinggi-tingginya bagi mereka anggota kelas bawah yang siang ini berpanas-panasan tumpah ruah di jalanan meneriakkan apa yang orang-orang selama ini abaikan guna memperjuangkan apa yang sedari dahulu sebenarnya memang adalah haknya. Jika kalian bisa membaca tulisan ini di media sosial kalian sendiri, melalui teknologi yang kalian miliki sendiri, maka bersyukurlah, karena sistem ada di pihak kalian. Maka sadarlah, bahwa ada orang-orang yang masih susah payah berjuang. Karena memperingati Hari Buruh bisa melalui berbagai aksi; baik sendiri maupun kolektif, baik disruptif maupun kreatif. Semua demi satu makna dan tujuan: kesadaran.)

No comments:

Post a Comment