Sunday, April 19, 2015

For the love of punctuation

.

Aku mencintaimu seperti tanda titik
Layaknya ketergesaan yang dikesampingkan
Keegoisan yang sedari awal dibungkam oleh kasih yang diam dan dalam
Ketulusan, kesabaran, dan kehati-hatian yang senantiasa menanti di tiap-tiap sudut ruangan
Di ujung jalan
Di akhir pemberhentian


,

Aku mencintaimu seperti tanda koma
Layaknya rincian singkat yang menjadikan eksistensimu benderang
Berikanmu jarak seluas satu helaan napas tanpa kekangan
Berdua kita mereka-reka kelangsungan dan keberlanjutan
Melangkah beriringan
Menapak bersisian
Bersama dalam kesetaraan


?

Aku mencintaimu seperti tanda tanya
Layaknya kuasaku yang tiada daya akan hari esok dan masa depan
Akan keaadaan dan ketiadaan yang selalu hadir dalam tiap kedipan
Akan bayang teka-teki kehidupan yang seringkali jadi kambing hitam
Namun dalam pekat, dalam gelap, dalam ketidakpastian,
Tanpa henti kau senantiasa kuperjuangkan


!

Aku mencintaimu seperti tanda seru
Layaknya nyata kesungguhan yang seharusnya diungkapkan
Aku kuat dan dapat kau andalkan
Aku kokoh dan dapat kau jadikan sandaran
Pusaran ombak emosi yang tanpa pikir panjang akan mendobrak segala karang penghalang
Segala konsistensi dan keteguhan
Akan dirimu seorang


Aku mencintaimu seperti tanda baca
Tak pernah sekalipun terpikir olehku untuk mengubah spektrum warnamu
Nyata eksistensiku untuk selipkan nada-nada baru dalam kemasan harimu
Orang-orang mungkin membaca dan mengira mereka memahami kisahku dan kisahmu
Namun apa yang mereka genggap hanyalah abstraksi konsep semu
Termanifestasi dalam simbol, kita abadi dalam ruang dan waktu